INFODANTA.com, KABUPATEN BEKASI – Festival Lebaran Bekasi selalu menghadirkan tradisi adu bedug dan dondang. Pawai dan festival ini diselenggarakan secara rutin setiap tahun di kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi Jawa Barat.
Tradisi adu bedug mungkin sudah banyak yang tahu. Tapi, apa itu dondang?
Dondang merupakan bagian dari tradisi pernikahan warga asli Betawi Bekasi. Bentuknya berupa alat pikul persegi empat yang diberi tali atau tangkai berlubang untuk memasukkan pikulan. Ia terbuat dari bambu atau kayu yang dihias kertas warna-warni.
Ada atap di bagian atas dondang sehingga isi dondang dapat terlindung. Dondang dibawa dengan cara digotong oleh empat orang laki-laki dewasa. Karena menggunakan tali, waktu digotong selalu berayun sehingga disebut “dondang” (berayun).
Di dalamnya, terdapat dua jenis makanan yaitu kue dan lauk pauk khas Betawi. Kue-kue yang disajikan antara lain dodol, calabia, geplak, uli, dan wajik. Untuk lauk pauk, biasanya terdiri dari opor ayam, sayur gabus pucung, bekakak ayam, dan sayur bandeng.
Dondang dibawa oleh rombongan pengantin perempuan kepada pengantin laki-laki pada saat pengantin laki-laki mengadakan hajatan. Arakan-arakan berjalan membawa dondang, diiringi keluarga dan musik tradisional.
Sudah menjadi tradisi pernikahan masyarakat Bekasi tempo dulu untuk menggelar dua hajatan. Hajatan pertama digelar di tempat pengantin perempuan, kemudian hajatan kedua di tempat pengantin laki-laki.
Jika rombongan pengantin laki-laki membawa seserahan perabot dan keperluan rumah tangga, maka rombongan pengantin perempuan membawa dondang. Konon, tradisi budaya dondang ini sudah ada sejak zaman Prabu Siliwangi memerintah kerajaan Pakuan Pajajaran.