INFODANTA.com, Kabupaten Bekasi – PT Pertamina EP merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dibawah pengawasan SKK Migas. Salah satu unit bisnisnya adalah PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field yang selalu berusaha untuk menjaga ketersediaan pasokan minyak dan gas bumi.
Ditengah pandemi ini, PEP Tambun Field yang memiliki wilayah kerja di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang tetap beroperasi dengan menerapkan strategi dan protokoler kesehatan.
Untuk menjaga dan mempertahankan komitmen produksi migas nasional, dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya PEP Tambun harus memiliki kreatifitas dan inovasi, karena tanpa hal tersebut perusahaan bisa tertinggal dari perusahaan lainnya.
“Pertamina EP dalam Hal ini sudah memberikan ruang kepada seluruh pekerja untuk melakukan inovasi dan hasilnya adalah sebuah inovasi yang sangat menguntungkan perusahaan, dalam memberikan inovasi haruslah dilandasi tiga Hal penting didalamnya, yaitu applicability, replicability, adoptability,” ujar Krisna Tambun Field Manager.
Field Tambun tetap berinovasi selama masa pandemic ini, inovasi yang di banggakan adalah Gugus RT Prove ABIN (Absorber Bintaro), pola alir air terproduksi di Field Tambun yakni dengan mengalirkan Fluida dari sumur menuju Manifold Header (Rangkaian Blok Valve untuk mengatur aliran Fluida) menuju Separator (Alat pemisah Cairan dan Gas) selanjutnya Fluida yang di pisahkan , Gas dialirkan ke Suction Gas kompresor untuk di kompresikan ke Konsumen Gas dan Liquid (Cairan) dari Separator dialirkan ke FWKO (Free Water Knock Out) / Alat pemisah Minyak dan Air terproduksi.
Minyak akan secara otomatis mengalir ke Tank Storage dan selanjutnya dilakukan pengukuran produksi per hari setelah itu dilakukan pemompaan ke terminal Balongan. Air terproduksi secara otomatis juga dialirkan ke Waste pit dan dialirkan ke WIP ( Water injection Plant ) sebagai media air Injeksi sebagai pressure Maintenance sumur.
Tetapi Air terproduksi didalam waste pit masih mengandung Emulsi minyak yang menyebabkan Oil Content tinggi sebesar 30 ppm, sedangkan syarat dan standar Air Injeksi Oil Content harus dibawah 10 ppm, maka harus dilakukan Injeksi Chemical sebesar 266 liter / hari, sebagai treatment Air terproduksi untuk menurunkan Oil Content 30 ppm menjadi 10 ppm setara dengan Rp 1.155.152.000,-./ tahun.
RT Prove ABIN Tambun Field melakukan terobosan Inovasi berupa Oil Content Eliminator ( Vessel ABIN ) yang berisi buah Bintaro kering sebagai media Absorber, Air terproduksi 30 ppm dialirkan menuju Vessel ABIN Absorber Bintaro) untuk dikontakkan dengan buah Bintaro didalam Vessel, sehingga Oil Content dapat turun hingga 10 ppm, dan dialirkan ke WIP, dengan menurun nya Oil Content maka pemakaian Chemical dapat diturunkan sebesar 32% setara dengan Rp 365.400.323,-/ tahun.
Proses Operasional Vessel ABIN hanya dengan mengalirkan aliran air terproduksi yang dikontakkan dengan buah Bintaro kering, setiap minggu sekali dilakukan Back Wash, jika Oil Content terbaca lebih dari 10 ppm maka Buah Bintaro kering di lakukan penggantian dengan buah Bintaro kering yang baru, ketersediaan Buah bintaro kering di Field Tambun sangat melimpah (tersedia diarea kerja dan masyarakat sekitar).
“Buah Bintaro yang dikenal dalam bahasa latin Carbera Mangas merupakan salah satu buah khas tropis dari Negara Indonesia. RT Prove ABIN memanfaatkan buah ini untuk menurunkan oil content dari awalnya 30 ppm menjadi 10 ppm. Selamat RT PROVE ABIN Tambun Field, semangat terus Perwira Tambun” Ujar Krisna Tambun Field Manager.
“Pertamina EP bangga terhadap RT Prove ABIN , yang telah berhasil menurunkan Oil Content Air Terproduksi akibat Emulsi Minyak, Hal ini sejalan dengan arahan Top Management Pertamina EP, untuk mengembangkan Replikasi penemuan buah Bintaro sebagai Absorber minyak, Maju terus RT Prove ABIN,” ujar Wisnu Hindadari Asset 3 General Manager