INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Mendengar nama Kue Jalabia, mungkin sedikit aneh di telinga anak – anak Gen Z sekarang ini, padahal di eranya antara tahun 70 sampai 80 tahuan yang lalu, kue khas Bekasi ini, selalu jadi primadona dalam setiap kegiatan kegiatan apapun juga.
Untuk lebih mengenal kue yang hampir sama dengan donat, dan di kenal sangat manis dan bertekstur lembut tersebut infodanta.com mencoba menelusiri keberadaan kue lezat tersebut.
Dengan menyusuri jalanan Cikedokan, Cikarang barat tepatnya yang berada di belakang kawasan industri MM 2100, kami menemukan kedai jajanan khas bekasi tersebut yang di ketahui pemiliknya bernama Mak Eti. Kedai Ma Eti sendri terletak di Jalan Raya Cibening-Cikedokan, Desa Cibening, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Resep jalabia ini telah diwariskan secara turun-temurun oleh neneknya yaitu Mak Eti, sejak dia masih SD, kelakar mak Eti saat membuat omrolannya.
Salah satu jajanan paling di cari di kedai Ma Eti adalah kue jalabia. Makanan tradisional khas Bekasi yang masih eksis hingga saat ini terbuat dari tepung ketan, dan dibalur dengan gula merah
Ciri khas kue jalabia berwarna cokelat gelap seperti gosong. Di daerah lain seeprti daerah kali abang sampai dengan wilayah bagian bekasi utara mungkin lebih dikenal dengan nama ‘gemblong’.
Jalabia ini terbuat dari tepung ketan hitam dicampur kelapa parut, lalu dibalut dengan gula merah. Jajanan ini berbentuk bulat seperti donat, tak heran orang Bekasi sering menyebutnya donat kampung
Proses pembuatan jalabia dimulai dengan dicampur tepung ketan hitam bersama parutan kelapa, lalu di bentuk seperti donat dan lanjut digoreng, ngaduknya juga unik pakai lidi.
“Iya ini tuh dari tepung ketan hitam, sama kelapa dan atasnya tuh dari gula merah dicairin,” terang pemilik kedai Jalabia Ma Eti kepada infodanta.com.
Kue jalabia memiliki cita rasa dan tekstur unik. Rasa manis terasa saat mengigit bagian luar dan asin pada bagian dalam,Jalabia dikedai Mak Eti ini dibandrol dengan harga 2500 rupiah per porsi. Selain itu, setiap weekend Jalabia dijual dengan ukuran lebih besar, dengan harga per bungkus Rp5.000.
“Jalabinya sekarang Rp 10.000 per 4 biji, dulu dimulai dari harga 500 rupiah per biji, sekarang naik jadi Rp2500, per biji, terlebih semua harga kan udah pada naik semua”ucapnya.
Begitupula dengan tekstur dari kue jalabia ini. Lapisan gula dari Jalabia bertekstur garing, sedangkan ketan yang di dalam bertekstur kenyal.
“Jualannya dari kecil dan resepnya emang udah turun temurun dari saya sekolah SD,” ungkap Ma Eti.
Tak tanggung, penjualan kue Jalabia Ma Eti bahkan sudah diekspor keluar negeri, dibantu oleh saudaranya. “Jalabia disini tuh udah ekspor sampe Singapur paling jauh, Banyumas sama daerah jawa lainnya, biasanya barangnya diambil sebulan sekali,” tandasnya.
Selain, jalabia yang menjadi primadona, hadir pula jajanan khas Bekasi lainnya seperti awug, ulen, kue picis, dodol, hingga leupeut. Harganya dibandrol mulai dari Rp 5.000 sampai paling mahal sekitar Rp15.000.
Yuks sambangi kue tradisional khas Bekasi. Jangan sampai makanan ikonik khas kampung menghilang dari peredaran. Mari lestarikan jajanan tradisional daerah.