INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Orang-orang tua zaman dulu di sekitar Cibitung, Kabupaten Bekasi banyak mengenal Mualim bin Asmat. Pejuang kemerdekaan ini tinggal di Warung Bongkok.
Mualim bin Asmat lahir di Cakung pada 18 Juni 1927. Sebelum 1973, Cakung masih termasuk wilayah Kabupaten Bekasi.
Pada usia belasan tahun, Mualim sudah bergabung dengan kesatuan Barisan Banteng Republik Indonesia (BRRI).
Saat itu wilayah Cakung merupakan daerah vital. Kali Cakung ditetapkan sebagai batas wilayah antara pihak sekutu dan republik pada 19 November 1945. Pertempuran baik dalam skala besar maupun kecil sering terjadi. Mereka berjuang menjaga tapal batas.
Seiring banyaknya laskar perjuangan yang memicu kesalahpahaman dengan Tentara Republik Indonesia (TRI), Presiden Soekarno menyatukan laskar-laskar tersebut dengan TRI menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Mualim ikut bergabung sebagai Polisi Darurat, dan mendapat penugasan di Karawang. Polisi Darurat ini sering disebut juga Polisi Gerilya karena berjuang dengan cara gerilya.
Setelah perang usai, ia tidak melanjutkan kariernya di militer. Mualim dan banyak veteran lain mendapat tanah di Warung Bongkok, sebagai bentuk kompensasi. Dengan modal tanah itu, Mualim dan kawan-kawannya mendirikan usaha lio (produksi batu bata dari tanah liat).
Pergaulannya dengan para pejuang membuat Mualim ikut terlibat dalam Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Partai ini didirikan oleh Tan Malaka pada 1948 bersama sejumlah tokoh lain, seperti Chaerul Saleh dan Adam Malik.
Di Bekasi, Mualim menjadi petinggi Partai Murba. Saat meletus peristiwa 1965, Mualim ikut terdampak. Ia dituduh menjadi anggota atau terkait dengan PKI. Hal ini karena banyak orang tidak bisa membedakan antara PKI dan Partai Murba.
Akibatnya, Mualim sempat ditahan di Nusakambangan. Namun karena tidak adanya bukti keterlibatan dengan PKI, Mualim pun dibebaskan. Ia kembali membangun usaha lio bersama rekan-rekannya.
Mualim meninggal pada Juli 1997. Semasa hidup Mualim aktif di sejumlah organisasi veteran. Bersama rekan seperjuangannya, Arnaen, ia juga turut mempelopori pembangunan Tugu Bambu di Warung Bongkok.