INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Mengenal sosok Muhammad Usman, pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia yang tercatat dan di ketahui sebagai tentara Hizbullah Bekasi, pimpinan Kyai Noer Ali.
“Ikut perang di Pondok Ungu bersama pasukan Kyai Noer Ali ditembakin kagak mempan,” kenang M. Usman saat dijumpai di kediamannya di Kampung pintu air, Harapan Mulya, Medan Satria Bekasi.
Dengan tubuh renta dan kondisi stamina sudah tidak muda lagi, Usman masih tetap bersemangat menceritakan kisahnya ikut berjuang bersama pasukan Hizbullah.
Peperangan demi peperangan mulai dari penjajahan Belanda hingga era penjajahan Jepang Ia alami hingga Indonesia merdeka.
Sambil mengisap rokok kawung, Usman mengenang jejak perjalanan hidup saat masih berusia 18 tahun dan bergabung dengan pasukan Kyai Noer Ali.
Usman muda kala itu sempat ikut pelatihan perang yang diadakan tentara Jepang untuk pribumi, yang dikenal dengan Seinendan.
“Saat itu emang (dapat) pelajaran perang dari Jepang di Bulan-Bulan. Si Dirja yang ngelatih, Gua orang Gabus Tambun Bekasi,” ungkap Usman dengan logat Betawinya.
“Sudirja, Dia zaman Jepang yang ngelatih, tapi orang sipil,” Imbuhnya.
Usman mengingat, saat berperang ketika massa transisi peralihan penjajahan yang dilakukan bangsa Belanda ke Jepang tahun 1940-an.
Ia berpangkat Kopral saat ikut pasukan Hizbullah. Saat bertempur di Kali Bekasi dengan tentara Belanda, Usman kena tembak di bagian bokongnya.
“Pas nembak, Gue diburang lagi, masuk berdua senjatanya, Gue ambil senjatanya Gue sangkil (pakai),” cerita M.Usman.
“Pas penyerangan di Kaliabang Bungur kepentalaan (tembakan), duar-duar. Banyak orang pada mati. Gue kepental. Perang jalan terus gak dirasain, daripada Gue mati di kuburan Jago,” imbuhnya.
Pada pertempuran itu, Usman mengaku dapat ‘harta rampasan perang’ berupa senapan jenis enfiled. Disaat itu juga, dirinya bersama puluhan tentara Hizbullah dikepung tentara Belanda .Meski dikepung, Ia tidak menyerah, melakukan perlawanan.
“Senjatanya namanya enfiled beratnya, 5 kilogram. Gue dioyok oyok (dikejar), gue pergi ngili,” ujarnya.
Usman sempat adu pendapat dengan anak buahnya lantaran mereka dikepung pasukan tentara Belanda. Namun, Ia punya taktik jitu sehingga pasukan Belanda kocar kacir dibuatnya.
Ada yang nanya anak buah, Pak itu gimana, kita udah kelingkung (dikepung) letter O. Mendingan kita nyerah aja Pak,” saran anak buah Usman.
“Siapa yang nyerah?,”. Daripada lu ditembak Belanda, mendingan Gue yang nembakin lu,” jawab Usman kepada anak buahnya kala itu.
Dengan penuh strategi, Usman bersama 40 pasukan Hizbullah yakin dan memberanikan diri melakukan perlawanan.
“Dia (Belanda) bikin letter O, Gue kelingkung (dikepung). Gue bikin tenda dalam letter A, satu pintu Gue tembakin pake senapan enfiled. Pasukan gue doang 40 orang,” bebernya.
Usai baku tembak, Usman serta 40 orang anak buahnya berhasil selamat dari kepungan tentara Belanda.
“Gue dan 40 orang (anak buah), satu pintu (lepas tembakan), duar, der, dar, der, dor. Di kiri kanan, tar tor tar tor pada kebuka jalan, pada kabur tuh Belanda. Pas Gue keluar, anak buah gue semuanya 40 orang selamat,” kenang Usman.