INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Bir pletok adalah minuman tradisional khas Betawi yang terkenal dengan cita rasa unik dan manfaat kesehatannya.
Sebagai wilayah pinggiran Jakarta yang banyak dihuni etnis Betawi, bir pletok juga populer di Bekasi.
Meskipun namanya “bir,” bir pletok sama sekali tidak mengandung alkohol.
Bir pletok dibuat dengan campuran jahe, kayu secang, gula, dan aneka rempah-rempah. Kayu secang memberikan warna merah alami pada minuman ini.
Proses pembuatan bir pletok cukup sederhana. Semua bahan direbus bersama hingga mendidih, kemudian disaring dan didinginkan sebelum disajikan.
Minuman ini sangat populer di kalangan masyarakat Betawi dan sering disajikan dalam berbagai acara tradisional, termasuk perayaan dan upacara adat.
Rasa hangat dari jahe dan rempah-rempah membuat bir pletok cocok dinikmati pada malam hari atau saat cuaca dingin.
Minuman ini diciptakan pada masa penjajahan Belanda. Alkisah, orang Betawi tidak mau kalah dengan penjajah yang suka meminum beer. Mereka menciptakan minum sendiri yang fungsinya hampir sama, tapi tidak memabukkan.
Konon, asal kata ‘bir’ berasal dari Bahasa Arab ‘bi’run’ atau ‘abyar’ yang berarti sumber mata air. Orang Betawi membuat minuman ini di bumbung (selongsong bambu) yang diisi es. Bumbung yang terkocok-kocok tersebut mengeluarkan bunyi pletak-pletok. Dari situlah, muncul nama “Bir Pletok”.
Selain nikmat, bir pletok juga dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Campuran rempah-rempah yang terkandung di dalamnya memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jahe juga dikenal dapat menghangatkan tubuh, membantu pencernaan, meredakan masalah perut, masuk angin, asam urat, dan pegal-pegal.
Dalam budaya Betawi, bir pletok bukan hanya sekadar minuman. Ia menjadi simbol dari kekayaan tradisi dan kebijaksanaan lokal dalam memanfaatkan alam untuk kesehatan.
Hingga kini, bir pletok masih dikonsumsi oleh banyak orang Betawi, Bekasi, dan sekitarnya.