INFODANTA.Com, Kota Bekasi – Pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan konsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu, akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat. Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, menggelar kegiatan Sosialisasi Pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman atau B2SA, kepada pengurus PKK Kota Bekasi, bertempat di Aula Nonon Sontanie, Jum’at 02/08/2024.
Acara yang dihadiri oleh 150 peserta PKK se Kota Bekasi ini, dibuka secara resmi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Herbet Panjaitan, dengan menghadirkan narasumber Ahli Pangan, Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum (Founder Tan & Remanlay Institute)
Dalam sambutannya, Herbert Panjaitan, menekankan, pentingnya individu untuk mengonsumsi pangan, dengan kandungan gizi lengkap, pangan dengan jumlah berimbang antar kelompok pangan, cita rasa, daya cerna, dan daya terima, serta daya beli massyarakat, dikenal dengan istilah pangan B2SA.
“Dengan mengonsumsi pangan B2SA, dapat memperbaiki gizi, status kesehatan dan mencegah stunting,” ujarnya.
Melalui sosialisasi tersebut, diharapkan warga Kota Bekasi semakin sadar akan pentingnya mengonsumsi pangan B2SA, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dalam sosialisasi ini dikenalkan pula, tentang penganekaragaman pangan dengan memanfaatkan sumber pangan lokal, dan tidak selalu membanggakan pangan impor, karena kandungan gizi pangan local, dengan pengolahan yang tepat tidak kalah dengan pangan asal impor.
Penganekaragaman pangan, adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, serta berbasis pada potensi sumber daya lokal. Pangan beragam artinya terdapat bermacam-macam jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Makanan yang dikonsumsi harus beragam jenisnya, karena tiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda, sehingga kebutuhan gizi kita dapat terpenuhi.
Bergizi, artinya, mengandung zat gizi makro dan mikro, yang dibutuhkan oleh tubuh.
Seimbang, artinya, dikonsumsi secara cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan Isi Piringku.
Aman, artinya harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi, sehingga proses pengolahan dan penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik.
Pola konsumsi masyarakat Kota Bekasi saat ini, mengalami perubahan menjadi kurang beragam, perubahan ini ditandai dengan penurunan skor Pola Pangan Harapan atau PPH Kota Bekasi. Skor PPH, merupakan, tolak ukur dalam melihat situasi keberagaman konsumsi pangan. Penghitungan Skor PPH berdasarkan data survey sosial ekonomi/ SUSENAS. Pada tahun 2023, adapun skor PPH yang diperoleh Kota Bekasi sebesar 91,8, angka ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 94.1. Sehingga diperlukan Upaya, untuk mendorong masyarakat menerapkan pola konsumsi pangan dengan kaidah B2SA.
Herbert Panjaitan, berkomitmen: “Dinas Ketahanan pangan, pertanian, dan perikanan Kota Bekasi berkomitmen, untuk terus meningkatkan kualitas hidup warga Kota Bekasi, melalui berbagai program dan kegiatan, yang berkaitan dengan pangan dan gizi, antara lain melalui program Peningkatan Diversifikasi dan ketahanan Pangan Masyarakat”.
Sementara itu, Narasumber Dr. Dr. Tan Shot Yen, M.Hum, dalam paparannya menyampaikan, tentang pentingnya pemenuhan gizi dari pangan B2SA bagi Kesehatan keluarga, Pentingnya peran ibu dalam menyajikan menu sehat, bagi keluarga serta pengenalan sumber pangan lokal, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan, sesuai dengan kaidah B2SA.
“Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia, untuk mempertahankan hidup. Adapun pemenuhannya, merupakan bagian dari hak asasi manusia. Pangan harus cukup jumlah, mutu, gizi, dan aman, serta tidak bertentangan dengan agama dan budaya masyarakat setempat. Pangan dengan berkaidah B2SA, sangat dibutuhkan agar hidup, menjadi jauh lebih sehat”. Pungkas, Tan Shot Yen, mengakhiri seluruh paparannya.