INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Stasiun Kereta Api (KA) Tambun (TB), yang terletak di Mekarsari, Tambun Selatan, Bekasi, mungkin terlihat seperti stasiun kecil yang sederhana, namun di balik penampilannya yang mungkin terlupakan, Stasiun Tambun memiliki sejarah yang begitu penting dan penuh emosi, terutama pada era pergolakan dan Perang Kemerdekaan Indonesia (1945-1950).
Dibangun pada tahun 1898, Stasiun Tambun telah berusia 125 tahun saat ini. Sebuah fakta menarik yang mungkin tidak diketahui banyak orang, terutama mereka yang tinggal di sekitar Tambun dan Cibitung, adalah peran strategisnya dalam sejarah Indonesia,di mana betapa hebatnya peran stasiun yang mungkin tampak mungil ini, berada di pinggir underpass Pasar Tambun.
Sejarah Stasiun Tambun ini tidak terlepas dari statusnya sebagai cagar budaya. Gedung Juang Tambun, yang juga memiliki status yang sama sebagai cagar budaya, adalah bagian penting dari kisah ini.Pada masa Perang Kemerdekaan, Gedung Juang Tambun digunakan sebagai tempat perundingan pertukaran tawanan perang antara pejuang kemerdekaan Indonesia dan serdadu Belanda.
Para tawanan yang tertangkap oleh masing-masing pihak dikembalikan ke wilayahnya melalui Bekasi, dan kereta api, dengan jalur rel yang berada tepat di belakang gedung ini, memainkan peran utama dalam proses ini.Stasiun Tambun, dengan lokasinya yang berbatasan dengan gedung ini, menjadi saksi bisu dari momen-momen bersejarah ini.
Saat ini Stasiun Tambun telah menjalani transformasi. Bangunan lama digantikan oleh bangunan baru yang mengusung arsitektur modern minimalis,Ini adalah langkah yang sejalan dengan rencana jalur dwiganda Manggarai–Cikarang. Namun, perubahan ini tidak datang tanpa tantangan. Pembangunan stasiun baru ini telah menimbulkan keluhan dari penumpang kereta api.
Saat bangunan lama dirobohkan, penumpang kereta api seringkali terpaksa menunggu di bawah terik matahari atau hujan karena tidak adanya tempat perlindungan,Keluhan ini menjadi semakin nyata ketika perjalanan KRL Commuter Line diperpanjang hingga mencapai Stasiun Cikarang.
Meskipun sebagian peron stasiun yang baru sudah dapat digunakan, bangunan utama baru masih dalam proses pembangunan. Masalah terbesar adalah ketidakselesaian pembangunan ini.Stasiun Tambun, yang memiliki sejarah panjang dan dibangun lebih awal daripada stasiun-stasiun tetangganya seperti Manggarai, Jatinegara, bahkan Stasiun Cibitung tampaknya diabaikan dalam proses pembangunannya.
Sebagai stasiun bersejarah, ia seharusnya mendapatkan perhatian yang setara, tetapi kenyataannya, pembangunannya belum pernah selesai hingga saat ini,menjadi contoh konkret dari ketidakselesaian ini adalah di sisi utara stasiun. Seharusnya, tangga sudah dibangun untuk memudahkan akses penumpang dari arah utara, yang merupakan mayoritas penumpang Stasiun Tambun (sekitar 85 persen).
Namun, sayangnya, proyek ini tidak diteruskan, dan masyarakat yang datang dari arah utara terpaksa mencari parkir di stasiun yang selalu penuh sesak,Ini adalah cerita yang mengharukan tentang Stasiun Tambun, sebuah stasiun bersejarah yang penuh emosi, tetapi sayangnya, pembangunannya terabaikan.
Semoga suatu hari nanti, kepentingan sejarah dan masyarakat yang mengandalkan stasiun ini akan mendapatkan perhatian yang pantas dan pembangunannya akan selesai dengan baik.