INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Bila bermain ke pesantren attaqwa ujung harapan kelurahan bahagia kecamatan babelan dan Menyebut nama Kong Jimut, pasti akan di jawab dengan nasi uduk khasnya.
Sejak Attaqwa (pesantren putra) mulai membangun pondokan untuk santri. Maka sejak itu Jimut masuk dalan atmosfir kehidupan para santri Attaqwa Putra Ujungharapan, Bekasi.
Jika selesai urusan internal pondok, maka orang pertama yang harus dan perlu santri kenal di luar atmosfir pondok adalah Jimut. Warung nasi uduk plus gorengannya menjadi legendaris para santri putra Attaqwa.
Setelah anda kenal Jimut, maka separoh urusan emergensi kehidupan di pondok terselamatkan. Itu pula sebabnya, Jimut bagi para santri setidaknya sampai era 2000-an adalah salah satu orang yang paling berpengaruh dalam perjalanan kesantrian.
Kong Jimut adalah orang yang sederhana dalam semua identitas kehidupan di Ujungharapan. Meski begitu, Dia orang paling dikenang oleh para santri Kyai Noer Ali.
Kong Jimut ini lugu dan selalu berbaik sangka pada semua santri. Keluguannya itu akhirnya dimanfaatkan oleh “kenakalan” santri.
Teori Darmaji (dahar lima ngaku hiji) bisa jadi diaplikasikan untuk pertama kali pada Warung Jimut. Meski begitu tidak pernah bangkrut. Dia tetap eksis
Jimut adalah pedagang yang tak pernah “termakan” dengan teori dan mekanisme ekonomi manapun. Termasuk teori “Cash Flow Orang Betawi”-nya Bang Cecep Em-ha. Dia, yang penting jualan saja, tak penting itu untung atau rugi, yang penting besok bisa jualan lagi.
Demikian pula dengan mekanisme dan standarisasi harga. Kecuali menyangkut barang-barang produksi, pada materi dalam piring kita atau gorengan dalam nampan.
Jimut terapkan tarif dengan standar ‘Kirata’ (kira-kira rata) alias ucap sekenanya. Bisa jadi dua orang yang makan dalam waktu yang sama dengan materi yang sama tapi harga yang dikenakan Jimut berbeda.
Dia juga menerapkan system kredit pada pola pembayaran santri. Untuk itu kami harus membuka account pada “sistem komputer Jimut”, yang berbentuk buku tulis.
Kita boleh memilih halaman dan menulis sendiri setiap transaksi kredit. Untuk menjaga kerahasiaan, pemilik account mencantum nama samaran.
Sistem ini jelas sangat rentan pemalsuan data transaksi. Hanya keikhlasan dan kejujuran yang diperlukan di sini, itupun dengan alat ukur yang sulit.
Kong Haji Jimut sosok lugu dan sederhana. Ikhlas dan berbaik sangka pada semua orang, apalagi pada santri yang pernah menggantungkan sepotong hidup pada kebaikan dan keikhlasannya