INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Saat kondisi hujan, biasanya bocah Bekasi main ke kobak, kali kecil, bahkan ke galengan sawah. Usai turun hujan biasanya banyak jenis ikan keluar dari persembunyiannya.
Bocah Bekasi era 80-90-an sudah paham. Mana galengan, kali kobak yang ada ikannya dan mana itu sarang yuyu alias kepiting, bahkan mana sarang ular kadut.
Tanpa alat, biasanya cukup merogoh lobang yang ada di galengan sawah, atau kali kecil dengan tangan. Jika beruntung, mereka dapat ikan sepat, betok, bahkan ikan kocolan (anak ikan gabus).
Nah, hasil dari buruan itu. Langsung kumpulin, diikat pakai batang rumput. Pulang ke rumah orang tua biasanya girang alias bahagia lantaran lihat anaknya bawa tentengan ikan.
“Dapat darimana itu ikan luh,” tanya orang tua.
Dasar bocah masih polos, dengan santai menjawab bahwa ikan-ikan itu didapat dari galengan sawah, kali kecil atau kobak yang baru dihujanin pada muncul dari sarangnya.
“Tadi abis nyari digalengan sawah dan kali dekat kobak Engkong Haji Majid,” jawab bocah tersebut.
Menjelang magrib dan selesai mengaji, makan istimewa khas Bekasi tersaji di bale pecakan ikan hasil tangkapan dari galengan sawah dan sekitar kali kobak sekitar kampung.
Ikan masih segar dan wangi khas saat dipecak pakai pecakan kacang plus dicampur cabai. Jika tidak ada kacang tanah, biasanya cukup pakai campuran cabai bawang, cuka dan garam.
Ikan yang sudah dibakar matang ditabunan langsung ‘ditenggelamkan’ di bumbu pecakan. Biasanya makan pakai nasi bisa nambah dua piring.