INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – “Kapan kita ngopi,”. “Yuk ngopi dimana kita,”. Kalimat tersebut kerap menjadi sebuah kode pertemuan antar sahabat, maupun kolega (relasi). Kopi seakan menjadi sebuah “jembatan” pertemuan, dari sekedar kongkow santai hingga bicara soal bisnis.
Mereka tidak perlu menjelaskan panjang kali lebar niat yang dituju. Hanya kalimat Ngopi. Semua persoalan atau pun urusan bisa diselesaikan dengan duduk bareng sambil nyeruput kopi.
Di Bekasi, banyak tempat ngopi. Mulai dari di tempat kalangan atas, menengah hingga starling alias kopi keliling pinggir jalan. Tidak menjadi soal tempat, harga maupun jenis kopi. Sebab, ngopi hanya sebuah kode pertemuan.
Kode ngopi memang kerap terdengar, ketimbang makan bareng. Kopi seakan menjadi sebuah simbol keakraban, tanpa memandang kasta, jabatan maupun latar belakang seseorang. Mulai dari pejabat, anak kuliahan, hingga pekerja lapangan.
Bukan hanya sebuah kode, kopi bagi sebagian orang menjadi “teman” saat jenuh maupun obat pusing, mengencerkan otak bagi mereka yang rutinitasnya super padat. Mikir dan dikejar deadline.
Di kafe maupun Warung Kopi (Warkop) pinggir jalan contohnya, hampir tiap malam disinggahi para remaja. Nongki Manja alias nongkrong sesuka hati. Mereka biasanya bergerombol sampai larut malam bermain games. Pesan secangkir kopi, atau segelas es, mereka sudah anteng duduk berlama-lama tanpa mengenal waktu pulang.
Tak heran jika beberapa tahun lalu, kopi diangkat menjadi sebuah film. Saking hits dikalangan orang Indonesia, kopi kini menempati deretan menu yang wajib di pesan. Ada kopi hitam pakai gula diaduk, ada yang non gula tanpa diaduk, itu soal selera.