INFODANTA.com – Artikel yang menceritakan aktivitas cuci darah anak-anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tengah menjadi perbincangan hangat warganet.
Sebagian besar merasa prihatin dengan kondisi itu. Cuci darah atau hemodialisis terjadi ketika anak mengalami gagal ginjal. Dalam kondisi tersebut, ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik untuk menyaring sisa metabolisme tubuh.
Anak-anak, bahkan bayi, bisa mengalami gagal ginjal. Penyakit ginjal pada anak sebagian besar disebabkan oleh kelainan bawaan sejak lahir.
Akan tetapi, gagal ginjal pada anak juga bisa disebabkan oleh faktor lain, di antaranya penyakit kronis (diabetes dan hipertensi), infeksi, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Gaya hidup yang tidak sehat patut menjadi perhatian khusus dalam pencegahan gagal ginjal. Pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi berlebihan makanan olahan dan cepat saji dapat meningkatkan risiko obesitas dan tekanan darah tinggi pada anak-anak.
Kedua kondisi ini dikenal sebagai faktor risiko utama untuk masalah ginjal. Minuman manis dan makanan tinggi garam dan lemak juga dapat merusak fungsi ginjal dalam jangka panjang.
Untuk mencegah gagal ginjal pada anak, kita harus menerapkan gaya hidup sehat sejak dini. Orang tua harus memastikan anak-anak mereka memiliki pola makan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.
Mengurangi asupan garam dan gula serta membatasi makanan olahan juga sangat penting. Aktivitas fisik rutin, seperti bermain di luar, bersepeda, atau berenang, dapat membantu menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko obesitas.
Selain itu, penting untuk rutin memeriksakan kesehatan anak ke dokter untuk mendeteksi dini tanda-tanda masalah ginjal.
Penelitian yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, satu dari lima anak Indonesia berusia 12-18 tahun berisiko mengalami gagal ginjal.
Temuan ini menunjukkan bahwa gaya hidup anak-anak di usia tersebut perlu diperhatikan, termasuk pola makan, kurangnya aktivitas fisik, begadang, dan kurangnya olahraga.