INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Bagi sebagian besar orang, tumbuhan krokot (Portulaca oleracea) yang banyak tumbuh di area persawahan hanya dianggap sebagai gulma. Kita tidak tahu kalau tanaman ini bisa dimakan (edible).
Keanekaragaman hayati yang begitu melimpah di Indonesia dapat menjadi sumber daya pangan yang sehat dan bergizi jika kita mengenalinya. Ada berbagai jenis tumbuhan liar yang ternyata bisa diolah menjadi makanan.
Meramban atau ngeramban (foreaging) adalah kegiatan menelusuri kebun atau hutan guna mencari buah atau tanaman yang dapat dikonsumsi.
Sejarah meramban di Indonesia telah berlangsung ribuan tahun, dengan masyarakat adat menjadi penjaga utamanya. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi di berbagai daerah di Indonesia.
Pengetahuan tentang jenis tanaman yang dapat dimakan, waktu panen yang tepat, serta cara pengolahan dan pengawetan hasil hutan, diwariskan melalui cerita lisan dan praktik sehari-hari.
Meramban juga menjadi budaya yang sudah lekat dengan keseharian orang Sunda. Hal ini dibuktikan lewat kegemaran Orang Sunda makan lalapan atau sayuran mentah.
Para ahli botani dari zaman Hindia Belanda bahkan sudah pernah mencatat ratusan jenis tumbuhan liar yang dapat dimakan. Hal itu tertulis dalam buku Indische Groenten (1931) karya Dr JJ Ochse dan Dr RC Backhuizen.
Aneka tumbuhan yang tercatat antara lain, krokot (Portulaca oleracea), daun asam kecil (Oxalis corniculate), pegagan (Centella asiatica), sintrong (Crassocephalum crepidioides) eceng gondok (Eihchhornia crassipes), genjer (Limnocharis flava), semanggi (Marsilea crenata), dan eceng padi (Monochoria vaginalis).
Sebelum mulai meramban, penting untuk mengenal ciri-ciri tumbuhan liar yang dapat dikonsumsi. Kita bisa mengandalkan pancaindera, dengan melihat lebih dekat, lalu meremas daun dan membauinya. Sebab jika tidak hati-hati, salah-salah kita bisa memakan tumbuhan yang berbahaya.
Keahlian ini sekarang sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat karena pergeseran pola kehidupan. Alih fungsi lahan, pertanian monokultur, dan gempuran makanan instan menjadi salah satu sebab lunturnya kearifan lokal meramban.
Di tengah ancaman perubahan iklim dan ketergantungan pada produk pangan impor, meramban menawarkan solusi alami untuk memastikan ketersediaan bahan pangan.
Masyarakat akan memiliki akses langsung ke sumber pangan yang beragam dan bergizi. Ini sangat penting dalam menghadapi situasi darurat seperti bencana alam.
Meramban bisa jadi bagian penting dari upaya menjaga ketahanan pangan lokal dan keberlanjutan lingkungan.