INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Bertahan hidup di pinggiran kota metropolitan Jakarta, bukanlah perkara mudah. Pilihannya, bekerja atau melakukan apa pun, agar tetap bisa bertahan. Biaya hidup yang tinggi, terkadang memaksa segelintir orang, untuk berbuat gelap mata melakoni tindak kriminal.
Tapi beda dengan, Radianto, seorang pria perantauan ini. Sejak Tahun 1998, lebih memilih berjuang untuk bertahan hidup, dengan cara lebih terhormat, berjualan bibit buah dan tanaman hias.
Pria asal Kota Malang, Jawa Timur tersebut , menyakini, andai berusaha dengan cara yang benar dan jujur, bukan mustahil, rejeki akan selalu ada, dari mana pun asalnya.
“Dulu, pada awal tahun 1998, saya sempat bingung harus bekerja apa, saya hanya tamatan STM dan menjadi salah seorang korban PHK, karena perusahaan tempat saya bekerja, mengurangi jumlah pekerjanya” ujar Radianto mengawali cerita hidupnya. Radianto, kini telah berusia 58 tahun, telah berkeluarga dan memiliki seorang putra, yang telah beranjak usia dewasa.
Radianto merantau ke Jakarta pada awal tahun 1997, saat itu dirinya masih berstatus lajang. Beruntung, dirinya dapat langsung bekerja, di salah satu pabrik pembuat Ban Kendaraan roda empat, yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur.
Namun, memasuki awal tahun 1998, nasib kurang beruntung harus diterimanya. Radianto, menjadi salah seorang yang terkena PHK, lantaran perusahaan tempatnya bekerja, melakukan efisiensi pengurangan tenaga kerja.
Hanya ada dua pilihan buat dirinya, tetap bertahan hidup di perantauan, atau pulang kampung ke Malang! Pilihannya, tetap bertahan di tanah perantauan.
Berbekal uang pesangon dari perusahaan tempatnya di PHK, dia mulai merintis usaha menjual bibit buah dan tanaman hias, di pinggir ruas Jalan. Rawa Tembaga, Margajaya, Kota Bekasi. Berpenghasilan Tiga hingga Empat Juta dalam sebulan, dirasa mampu menafkahi keluarganya sampai hari ini.
“Jualan tanaman hias dan bibit buah hoki-hokian juga, terkadang rame terkadang sepi pembeli, tapi harus tetap disukuri, yang penting rejeki ada saja” ungkap Radianto lebih lanjut.
Lebih jauh, Radianto, mengungkapkan, membeli tanaman hias dan bibit buah yang dijualnya, dari sejumlah tempat di Jawa Barat. Untuk tanaman hias, dia memesan ke Bogor dan Bandung. Sedangkan, untuk bibit buah memesan langsung ke petani di daerah Majalengka.
Bisnis tanaman hias sempat booming diawal pandemi Covid 19 lalu, karena munculnya trend baru pada sebagian orang, untuk menghilangkan rasa jenuh, dengan menanam tanaman hias.
Harga tanaman hias saat itu melonjak hingga jutaan rupiah, sesuai jenis dan tingkat kelangkaan tanamannya.
Untuk sekarang ini, penjualannya mulai mengalami penurunan drastis hingga 50 prosen. Salah satu faktornya adalah, karena pembeli sudah memiliki beberapa tanaman, yang sebelumnya telah dibeli.
Bahkan, telah mampu pula membudidayakannya sendiri. Guna mengurangi penurunan omzet, para penjual tanaman hias, mensiasatinya dengan turut menjual pernak-pernik lain, seperti, pot, pupuk, hingga tanah humus.