INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Mbah Raden Marfu atau Eyang Tubagus Marfu Albantani adalah tokoh penyebar Agama Islam di Wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Wafat sekitar tahun 1800, dan dimakamkan di Pemakaman Mede, Kampung Rawabanteng, RT 02 RW 02, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikarang Barat.
Menurut salah satu keturunan Mbah Raden Marfu atau Mbah Guru, Raden Uyoh Sukayat, Mbah Guru adalah keturunan dari Mbah Raden Syekh Muhammad Yusuf bin Mbah Raden Syekh Moh. Alim bin Mbah Raden Syekh Abdul Karim Tanara Banten bin Mbah Raden Natadimanggala bin Mbah Raden Sawidak Reana sampai ke Mbah Ratu Galuh Pakuan Bogor.
Sedangkan ibu dari Mbah Guru adalah Mbah Raden Nyai Murtasiah binti Mbah Raden Kartawidjaya bin Mbah Raden Simbar Djaya bin Mbah Raden Demang Tameng Laga.
“Mbah Guru adalah pendakwah dan pejuang kemerdekaan Negara Republik Indonesia,” kata Raden Uyoh Sukayat.
Lanjut dia, Mbah Guru merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Empat adiknya, Raden Bakri, Raden Mansyur, Raden Mustofa dan Raden Kohar.
“Keturunan mbah guru, sampai ke wilayah Bogor,” ungkap Raden Uyoh Sukayat.
Sementara Rianto, yang juga keturunan Mbah Raden Marfu mengungkapkan, Makam Mede beberapa waktu lalu rencananya akan terkena perluasan kawasan industri MM 2100.
Namun, rencana itu gagal karena hadirnya seorang politisi dari Partai Demokrat, Achdar Sudrajat. Selalu mendampingi warga, para ahli waris untuk mempertahankan makam tersebut.
“Alhamdulillah berkat ijin Allah SWT serta dukungan para ahli waris makam mede, penggusuran makam tidak jadi dilaksanakan,” ungkap Rianto.
Dengan gagalnya relokasi makam oleh pihak pengembang Kawasan MM 2100, Riyanto juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, terutama kepada Haji Achdar Sudrajat.
“Sebagai politisi, pak Haji Achdar telah berjuang membela hak masyarakat. Bahkan nantinya makam ini akan dijadikan situs sejarah oleh Pemprov Jawa Barat,” tandas Rianto