INFODANTA.Com, Kabupaten Bekasi – Jika dijakarta memiliki jawara yang terkenal yaitu Si Pitung, Bekasi juga punya jawara namanya Entong Tolo.
Siapasih sosok Entong Tolo yang legendaris di Bekasi itu, Entong Tolo dijuluki Kepala Bandit (Perampok) yang selalu menggasak harta orang-orang kaya di era Hindia-Belanda yang kemudian hasilnya dibagikan kepada rakyat kecil, sebab itu pejabat Hindia-Belanda menginginkan Entong Tolo harus segera dilenyapkan.
Walau profesinya sebagai rampok yang sangat ditakuti pada masanya, tetapi Entong Tolo dan keluarganya sangat dihormati dan dilindungi oleh rakyat Bekasi.
Pada masa penjajahan Belanda, Bekasi dikenal sebagai wilayah pertanian yang subur yang terdiri dari tanah-tanah partekelir.
Dibandingkan dengan distrik lain seperti Batavia, distrik Bekasi mampu menghasilkan padi rata-rata 30-40 pikul padi setiap ba’u sedangkan distrik lain hanya 15-30 pikul padi setiap ba’unya.
Namun, sayangnya yang menikmati hasil kesuburan tanah Bekasi bukanlah rakyat Bekasi melainkan adalah Sang tuan tanah.
Sehingga pada masa itu rakyat Bekasi dalam kondisi yang serba sulit. Hal ini tentunya menimbulkan kemarahan rakyat dan menyebabkan munculnya tokoh-tokoh pembela rakyat kecil seperti Entong Tolo.
Kehadiran Entong Tolo ini semata-mata untuk memberikan hak yang semestinya rakyat Bekasi dapatkan. Sehingga, rakyat Bekasi menganggap Entong Tolo sebagai pahlawan.
Masa kejayaan Entong Tolo harus berakhir pada tahun 1913, Entong Tolo ditangkap dan diasingkan ke Manado.
Namun, setelah penangkapan tersebut muncullah organisasi Sarekat Islam (SI) yang sebagian besar adalah petani.
Karena jumlahnya yang banyak, SI Bekasi menjadi kekuatan yang dominan saat berhadapan dengan para tuan tanah juga menjadi penggerak berbagai upaya protes penentangan terhadap penindasan petani, seperti pemogokkan kerja paksa (rodi), protes petani di Setu (1913) dan pemogokkan pembayaran “cuka” (1918).